Aku terlalu lemah untuk mengejar langkah waktu
yang terus meninggalkan
yang ia tumpu sejak dulu
Judul puisi: 'Belum Ada Judul karena Si Pengarang Tidak Memberitahu'
Kala cintanya membentur tembok usia
Terjerat akar pinus
Hingga sesak, lalu mati
Saat kasihnya terjatuh ke dasar samudera
Dan tangannya tak sampai
Untuk menggapai dari atas buritan
Ia pernah berkata
Bahwa cintanya mampu menerabas semua yang terbatas
Tapi ia tak tahu
Bahwa cintanya kini bagai daun yang ingin memeluk akarnya
Jadi, gue mempunyai tugas organisasi kampus secara berkelompok, membuat drama singkat, dan hasilnya berjudul 'Cinta Kandas karena Usia', berkisah seorang mahasiswa semester akhir yang menaruh hati yang salah kepada seorang anak tk. Iya, pedopil yang tidak elit. Perbedaan usia yang merapuhkannya.
Puisi yang juga dilagukan ini diciptakan oleh Firdaus, gue lupa nama lengkapnya siapa, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ.
Pokoknya begitu.
Salam mahasiswa.
Iya, katanya sih, gue sudah resmi menjadi penganyam ilmu di Universitas Negeri Jakarta.
Beberapa waktu lalu, gue sering mengeluh, kenapa waktu terus ingin berlari, sangat ingin mengalahkan, yang sebenarnya ini bukanlah perlombaan. Gue terus berharap waktu bisa terulang, atau setidaknya berhenti sejenak disaat gue, kalian, atau kita, sedang mencintai sebuah kebersamaan masa sekolah.
Sampai pada saat Masa Pengenalan Akademik, atau yang biasa disebut Ospek di perkuliahan. Mereka, para senior menjelaskan apa itu mahasiswa, mengapa, sampai bagaimana kita menjadi mahasiswa.
Seolah peluru menusuk, gue terdiam, terkesima. Mereka adalah pendiskusi dan penggerak hal yang ada di sekitar masyarakat.
Ini semacam batas perubahan budaya. Yang dulu, gue masih suka endap-endap jam pelajaran menuju penghilang kepenatan, hanya ingin bermain bersama.
Dan sebentar lagi gue akan menjadi mereka, mahasiswa.
Mereka berkata;
Mahasiswa takut pada dosen, dosen takut pada dekan, dekan takut pada rektor, rektor takut pada menteri, menteri takut pada presiden, dan presiden takut pada mahasiswa.
Hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia.
katanya sih gitu |
jangan permasalahkan fotonya.jangan. |