2012 sudah berlalu, seperti pergi diam-diam tanpa sepengetahuan kita. terlihat waktu seperti terus ingin berlari meninggalkan.
Mungkin, kalimat 'waktu cepat berlalu' terlalu mainstream. tapi itu memang benar. gue jadi ingin berpikir, apa yang sudah gue telan pada waktu-waktu sebelumnya.
Gue ambil saat baru akan masuk SMA. saat itu, gue hampir tidak masuk sekolah gue sekarang, SMA 75 Jakarta. Juli 2010, gue mendaftar sekolah dengan nyokap. nyokap berniat memasukkan gue ke sekolah lain pilihannya, dengan alasan "kan deket dari rumah", begitu katanya. saat ingin menulis pilihan SMA yang dituju, nyokap menyuruh gue untuk ambil fotokopian ijazah SMP dirumah, setelah gue kembali ke tempat, ternyata nyokap sudah menuliskan kertas pilihan SMA yang dituju, tanpa konfirmasi dengan gue. tertulis, nyokap memilih SMA pilihannya (yang berbeda dengan gue). gue kecewa. jelas, seharian gue mendiamkan nyokap.
Sampai ketika, semesta memberikan kesempatan. karena ada kesalahan, pemilihan sekolah diulang kembali. tanpa membuang kesempatan, gue langsung memilih sekolah tujuan gue, sekolah gue sekarang. dan, teman adalah alasan pertama gue berada di sekolah ini. teman menjadi salah satu tujuan pergi ke sekolah, setiap hari. Lagi, setelah kenaikan kelas sebelas, diberi pilihan, untuk menentukan jurusan. dan gue memilih Ips (lihat post disini). singkatnya, ternyata gue dimasukkan ke kelas Ipa. tanpa pikir lagi, gue mengajukan keinginan pindah jurusan kepada guru kesiswaan. dan akhirnya, gue pindah. bahagia rasanya, seperti dikelilingi oleh lautan Beng-beng, wafer cokelat yang enaknya sungguh najis itu. lagi, teman juga yang menjadikan alasan gue untuk memilih. ambil contoh saat sedang ujian. gue lebih ingin memberi jawaban soal-soal matematika pada kertas kecil dan menyebarkan kepada teman-teman yang membutuhkan, daripada diam-diam mengerjakan dan langsung keluar ruangan. masalah ketahuan pengawas menjadi urusan kedua. kebersamaan menjadi tujuan utama sekarang. "temanku, hidupku", begitu kiranya.
Begitu. pilihan dan teman, mempunyai peran untuk memahat bagaimana kita kelak. dan gue, membiarkan saat nanti masih terbalut oleh misteri.
Mungkin, kalimat 'waktu cepat berlalu' terlalu mainstream. tapi itu memang benar. gue jadi ingin berpikir, apa yang sudah gue telan pada waktu-waktu sebelumnya.
Gue ambil saat baru akan masuk SMA. saat itu, gue hampir tidak masuk sekolah gue sekarang, SMA 75 Jakarta. Juli 2010, gue mendaftar sekolah dengan nyokap. nyokap berniat memasukkan gue ke sekolah lain pilihannya, dengan alasan "kan deket dari rumah", begitu katanya. saat ingin menulis pilihan SMA yang dituju, nyokap menyuruh gue untuk ambil fotokopian ijazah SMP dirumah, setelah gue kembali ke tempat, ternyata nyokap sudah menuliskan kertas pilihan SMA yang dituju, tanpa konfirmasi dengan gue. tertulis, nyokap memilih SMA pilihannya (yang berbeda dengan gue). gue kecewa. jelas, seharian gue mendiamkan nyokap.
Sampai ketika, semesta memberikan kesempatan. karena ada kesalahan, pemilihan sekolah diulang kembali. tanpa membuang kesempatan, gue langsung memilih sekolah tujuan gue, sekolah gue sekarang. dan, teman adalah alasan pertama gue berada di sekolah ini. teman menjadi salah satu tujuan pergi ke sekolah, setiap hari. Lagi, setelah kenaikan kelas sebelas, diberi pilihan, untuk menentukan jurusan. dan gue memilih Ips (lihat post disini). singkatnya, ternyata gue dimasukkan ke kelas Ipa. tanpa pikir lagi, gue mengajukan keinginan pindah jurusan kepada guru kesiswaan. dan akhirnya, gue pindah. bahagia rasanya, seperti dikelilingi oleh lautan Beng-beng, wafer cokelat yang enaknya sungguh najis itu. lagi, teman juga yang menjadikan alasan gue untuk memilih. ambil contoh saat sedang ujian. gue lebih ingin memberi jawaban soal-soal matematika pada kertas kecil dan menyebarkan kepada teman-teman yang membutuhkan, daripada diam-diam mengerjakan dan langsung keluar ruangan. masalah ketahuan pengawas menjadi urusan kedua. kebersamaan menjadi tujuan utama sekarang. "temanku, hidupku", begitu kiranya.
Begitu. pilihan dan teman, mempunyai peran untuk memahat bagaimana kita kelak. dan gue, membiarkan saat nanti masih terbalut oleh misteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar