Sabtu, 30 November 2013

Waktu Membentak





Aku terlalu lemah untuk mengejar langkah waktu
yang terus meninggalkan
Terlalu kerdil untuk mengerti
Sebab ia juga memaksaku untuk terpasung dalam perputaran masanya

Waktu membentak
Membawakan sekotak sesak berisi rindu
yang ia tumpu sejak dulu
Hukuman akibat membisukan rindu, katanya

:Lagilah aku tercabik desiran sinisnya

Sabtu, 16 November 2013

Hantu?



Baru saja selesai membaca novel yang gue beli dua minggu lalu. ‘Danur’, karya penulis Risa Saraswati. Mengisahkan Risa, yang mempunyai teman, yang dirahasiakan oleh Risa sendiri. Yaitu 5 anak laki-laki keturunan Belanda, yang tiba-tiba saja datang, dibunuh pada zaman penjajahan Jepang. Ya, Risa berteman dengan Hantu. Gue juga jadi kepingin punya teman hantu. Yang bisa ngebantuin ngerjain tugas, beliin sate padang, dan selalu menyediakan beng-beng untuk gue.

Hantu. Pemikiran setiap orang gak bisa sama tentang yang satu ini. Dan inilah yang membuat hantu menjadi unik, ditakuti, dihindari, malah kadang untuk dicari.  Karena memang kita tidak tahu dan mengerti sepenuhnya tentang mereka.
Gue membaca salah satu buku islami, disana tertulis hantu itu tidak ada. Menurut ajaran islam, roh yang mati dijaga di tempatnya sampai hari kiamat.
berbeda juga dengan para ilmuwan. Menurut mereka, hantu adalah ilusi yang dibuat oleh otak. Ya, karena mereka mengambil penelitian dari sudut ilmu sains memang.
Hal yang membuat gue berpikir untuk menulis beginian, suatu ketika, gue dan beberapa teman sedang berbincang dengan seorang alumni yang sekarang menjadi guru Bahasa Indonesia, kak Deny kita biasa memanggil, di kampus malam hari.
“Nih. Gue mau nanya, emang ada ya setan atau hantu di dunia ini?”, dia bertanya saat itu. Kita memang sedang gak ada kerjaan dan memang malas untuk pulang ke rumah setelah latihan teater. Jam delapan malam.
Dijawab oleh gue dan teman-teman dengan apa yang kebanyakan orang pikir.
“Terus kalo kalian bilang ada, emang udah pernah liat?”
“Ya orang lain pernah kak, di tipi juga”
“Dasar kalian. Gini, kita melihat hantu ya gara-gara sosok itu yang ada di pikran kita. Di indonesia terlalu banyak dicekoki pocong, kuntilanak, ya semacam itu. Memangnya pernah, kalian denger ada orang yang ngeliat hantu luar? Kayak hantu gurita musuhnya Jack Sparrow di Carribean? Pernah gak orang ngeliat hantu flying dutch man di jalanan? Enggak kan? Yakarena memang kalian gak pernah mikirin sosok hantu tersebut.”
“tapi Kak Deny, kok bisa bilang gitu?”
“tapi kan memang ada Kak”
“temen gue pernah liat tau”
“Terus gimana ceritanya dukun-dukun atau supranatural yang bisa berhubungan sama hantu, Kak Deny?”
Kak Deny nyengir, “Ah, babi anjing kalian”. Disusul tertawaan kita semua yang gak mengacuhkan kita sedang di kampus malam hari.
Kak Deny meneruskan, “kalian tau gak? Kalau hal-hal mistis itu adalah sains yang belum terungkap.”
Pembicaraan kita dengan Kak Deny selanjutnya terlalu ngablu untuk gue tulis disini.
Kembali kepada yang gue tulis sebelumnya. Pemikiran orang tentang hantu berbeda tiap orang. Gue, atau kita, terlalu menghabiskan waktu untuk berpikir tentang hantu. Yang jelas, memang kebanyakan kita takut dengan sosok mereka, termasuk gue.

Kamis, 07 November 2013

Apa sih 'Takdir' itu?

Hmm, takdir ya? takdir itu apa sih? setau gue, takdir itu adalah jalan hidup yang emang harus ditempuh sama seseorang, dirancang sama tuhan yang emang udah jelas end of the storynya itu bakakan gimana. dan, ya kita gak bakalan bisa lepas sama takdir itu.

Menurut Wikipedia sih, takdir itu:
"ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia."

Dan, katanya Raditya Dika di blognya sih gini:

Senin, 04 November 2013

Yang Dikagumi



“Dalam sastra, tidak ada satu hal yang pasti. Yaa bolehlah di-Tweet”
Kali pertama mengikuti mata kuliah Apresiasi Sastra, 9 September 2013 (yang gue catat di kertas binder halaman depan).



Adalah Helvy Tiana Rosa, yang mengajari mata kuliah tersebut di kelas gue. Langsunglah terkagum oleh sosok beliau. Unik, keren, berbeda; setidaknya itu gambaran yang berbaris di pikiran gue saat ia mengajar. Diawali dengan curhat tentang masa kecilnya, semakin melaju antusias dipikiran gue.
“pokoknya nanti gue mau jadi dosen yang dicintai mahasiswanya, gak ngebosenin kayak dosen ini,” ungkap bunda Helvy menceritakan saat ia masih menjadi mahasiswa. Tak terpungkiri bahwa gue selalu luput oleh waktu tiap kali bunda Helvy mengajar. selalu merasa ada yang kurang saat kelas ditiadakan karena ia ada urusan lain. semacam candu terbaik.

Memang, terkadang gue minder dengan besitan pesimis seperti “siapalah gue, bisa mengais ilmu dengan sastrawan yang juga ialah satu dari 500 wanita muslim paling berpengaruh di dunia.” Apalagi berharap menjadi penulis yang dulu gue cita-citakan.
Belum selesai hal-hal tentang beliau yang gue kagumkan. Coba saja ketik namanya di Google.
Bunda Helvy juga merupakan salah satu orang yang sudah mencolong cita-cita gue yang lain, ialah tercatat biografinya di Wikipedia.

Selalu ingat ucapan beliau, “Dua hal yang menjadikanmu penulis hebat. Satu, kamu jatuh cinta. Dua, kamu patah hati.”