“Dalam sastra, tidak ada satu hal yang pasti. Yaa bolehlah di-Tweet”
Kali pertama mengikuti mata kuliah Apresiasi Sastra, 9 September 2013 (yang gue catat di kertas binder halaman depan).
Kali pertama mengikuti mata kuliah Apresiasi Sastra, 9 September 2013 (yang gue catat di kertas binder halaman depan).
Adalah Helvy Tiana Rosa, yang
mengajari mata kuliah tersebut di kelas gue. Langsunglah terkagum oleh sosok
beliau. Unik, keren, berbeda; setidaknya itu gambaran yang berbaris di pikiran
gue saat ia mengajar. Diawali dengan curhat tentang masa kecilnya, semakin
melaju antusias dipikiran gue.
“pokoknya nanti gue mau jadi dosen yang dicintai
mahasiswanya, gak ngebosenin kayak dosen ini,” ungkap bunda Helvy menceritakan
saat ia masih menjadi mahasiswa. Tak terpungkiri bahwa gue selalu luput oleh
waktu tiap kali bunda Helvy mengajar. selalu merasa ada yang kurang saat kelas ditiadakan karena ia ada urusan lain. semacam candu terbaik.
Memang, terkadang gue minder
dengan besitan pesimis seperti “siapalah gue, bisa mengais ilmu dengan
sastrawan yang juga ialah satu dari 500 wanita muslim paling berpengaruh di
dunia.” Apalagi berharap menjadi penulis yang dulu gue cita-citakan.
Belum selesai hal-hal tentang
beliau yang gue kagumkan. Coba saja ketik namanya di Google.
Bunda Helvy juga merupakan salah satu orang yang sudah mencolong cita-cita gue yang lain, ialah tercatat biografinya di Wikipedia.
Bunda Helvy juga merupakan salah satu orang yang sudah mencolong cita-cita gue yang lain, ialah tercatat biografinya di Wikipedia.
Selalu ingat ucapan beliau, “Dua hal yang menjadikanmu penulis hebat. Satu,
kamu jatuh cinta. Dua, kamu patah hati.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar