Sabtu, 01 Desember 2012

Tentang Penyimpangan itu

Gue baru saja membuka dan membaca blog seorang gay, atau homoseksual, atau belok, atau apa saja yang diartikan sebagai penyuka sesama jenis.
"Beberapa mungkin akan menganggap jorok, jijik, bahkan sangat hina. mereka kebanyakan adalah homoseksual atau para pria yang sering melakukan penyimpangan seksual untuk melengkapi akan kebutuhan mereka. kaum gay pun sama seperti yang lainnya. mereka butuh kehidupan. mereka ingin dianggap. mereka pun ingin dicintai. mereka dikucilkan sehingga mereka terus mencari orang atau bahkan tempat berlindung dimana mereka akan merasa seperti hidup kembali. Aku tidak normal (baca: gay). ya, aku harus memberi tahu semua itu." setidaknya, itu yang gue kutip dari blognya.

Dia, dengan apa yang dialami pada dirinya,bukanlah suatu kesalahan. takdir yang menjalankan dia, atau mereka lainnya yang mengalami penyimpangan untuk hidup seperti itu, meski mereka tahu, akan ada banyak pertentangan, penghinaan, atau yang lainnya. mereka tahu, akan menghadapi itu.

Gue punya beberapa teman, ya, mereka seperti orang yang gue sebutkan sebelumnya. kebanyakan dari mereka berkata "gue gak bakalan mau begini terus. iya, pasti gue akan berusaha untuk normal. pasti". yang gue dan teman-teman iyakan, dan terus menyupport. dan ada seorang teman lagi, laki-laki, dia memang memperlihatkan bahwa dia, memang gay. hanya dia tidak pernah mau mengakui. gue ingin sekali dia jadi terbuka, dan menceritakan. gue ingin dia tahu, ada beberapa temannya yang siap untuk membantu, bukan mengucilkan. mereka hanya belum siap untuk mengubah oleh apa yang ada pada dirinya. ini cuma bermasalahkan waktu, menurut gue.

Kita, tidak bisa menjudge, bahwa mereka bersalah. tapi, bagaimana dengan satu kata yang disebut 'dosa'?

Ps: waduh, sepertinya post kali ini sedikit serius.

Selasa, 11 September 2012

Akankah Kelak Diingat?

Bak metamorfosa
memulai menyempurnakan debu menjadi salju

Di sini kita dibimbing
agar hidup tak jatuh dari tebing
di sini kita dibina
agar hidup bisa menjadi suatu makna

Kawan, ingatlah
ketika ruang yang mendekatkan kita
ketika hal bodoh yang kemudian bersimpul tertawaan
ketika lelucon menyadarkan keindahan bersama


Biar coretan asal di tembok menjadi saksi
biar seonggok kerusakan oleh kecerobohan menjadi bukti
bahwa pernah ada "kita" yang menghias jejakkan tempat ini
kemudian, hanya ada satu hamparan rasa yang tertinggal
kita sebut sebagai kerinduan


Biar waktu
yang mengingatkan kepada apa yang pernah kita taburi dalam jejak kenangan di sini
Kelak nanti, semoga kita tidak menjadi kayu
kala dibakar tinggalah abu
jadilah kita sebagai emas
yang telah melalui proses penyempurnaan

Iseng niatnya nyoba bikin puisi buat acara perpisahan kelas 12 2013 mendatang. masih setengah mateng, belom dapet banget.
Ceritanya sih lagi cinta sama angkatan, sicsenation'28.


Jumat, 27 Juli 2012

Puasa... Puasa...

Wah, sudah memasuki bulan puasa. kerasa waktu kayak lomba maraton, larinya cepet bener.

Di bulan puasa ini, gue cukup menjadi anak yang malang. sebab kantin, tempat terindah di sekolah, tempat curahan hati para perut yang berdendang, selama bulan ini menjadi tempat terlarang. cukup ironis. juga pada bulan puasa tugas sekolah menjadi lebih berat. misalnya tugas Geografi, gue disuruh ngukur satu sekolahan, dan dibikin petanya dalam sebuah karton putih. buat apaan bang? asumsi gue dalam waktu kedepan, tugas karton gue palingan dibikin jadi bungkusan cabe. ini namanya kekerasan dalam persekolahan. gue mau ngadu sama kak seto! plis, jangan cegah!
Dan para insan di dataran ini, menjadi sangat kangen dengan azan magrib. jadiin hikmahnya aja.

dan dalam bulan puasa ini, temen gue ngecover lagunya bimbo, dan menjadi single albumnya dia, yangmana sebagian liriknya berbunyi: "puasa, puasa, puasa banyak bolongnya.
puasa, puasa, pagi sahur pagi buka
"

Oke, selamat berpuasa. Salam roker juga manusia, Diah Ayu Wardani.

Minggu, 15 Juli 2012

Balada Makaroni Liar

Pada suatu malam yang terik, aku masih terpaku menanti balasan surat rindu... adoh, salah tema.

Oke, Sabtu malam kemarin, gue dan 2 temen gue lagi bengong karena bingung mau ngapain. tadinya sih mau siap-siap nguras air mancur di bunderan HI, tapi ternyata kita gak ada bakat. kitapun ngelanjutin bengong sampe idul adha.
mencari sesuatu hal baru, kita akhirnya membeli Macaroni Cheese Flavor di Indomaret. kedengerannya emang keren.

Selesai di proses, kitapun makan.
sendok pertama, "mmmmm, oke".
sendok ketiga, "uuuhh".
sendok kelima, "ah mending gue makan nasi uduk aje".
ya, kawan. makaroni dengan pasta keju dan susu bubuk ternyata tidak lebih enak daripada nasi uduk, menurut gue.
before

Dengan muka minta dikasih receh, kita pun berpikir. gimana caranya ngerombak makanan ini supaya kita masih sudi memakannya.
oke, makaroninya kita goreng pake telor. agak ragu, gue pun mencoba.
setelah gue cobain, broh, makaroni telor goreng agak gosong ternyata lebih nikmat daripada macaroni-cheese-flavor-yang-bikin-lidah-keplintir itu.

after

Gue gak ngerti apa yang ada di otak pencipta makaroni keju susu itu.

Jadi, ini antara ada kesalahan teknis pada makaroni, atau emang lidah gue dan temen gue ini lidah kampung. entah memang rasanya aneh, atau emang gue gak punya taste internasional. biarlah ini tetap menjadi rahasia antara gue, tuhan, dan abang tukang dvd depan Indomaret.

Minggu, 01 Juli 2012

reuni SD

Tanggal 29 kemarin, gue ada reunian SD. emang agak lebay sih, baru 5 tahun berpisah udah pada reunian. dan jarak tempat tinggal satu sama lain juga deketan. karena gak bisa semua ikut, jadi cuma ada 12 orang. lokasi di kelapa gading. iye, itu deket. irit ongkos.








para lelaki (ngakunya)

para wanita


dan foto yang ini.....
ini foto yang dinantikan

foto barusan itu gue bersama Imam. sedikit flesbek, dia itu cinta gue pada jaman esde, masa lalu. dia sekarang sekolah di Malaysia, dan akan melanjutkan college di Australia. jadi, jarang bisa bertemu. sangat jarang.

dan pada malamnya gue ngetweet gini:
dan tanpa diduga teman-teman sd gue ngeliat tweet ini dan rame-rame ngeledekin, ini beberapa:

pesan moral: jangan mengutarakan rasa kalian di media sosial jika masih ada teman-teman yang kepala batu.

Kamis, 17 Mei 2012

Terbelenggu Rindu

Lagi pengin ngeluarin kata-kata yang sebagaimana gue lagi bingung, galau, nahan kentut, pengen ngupil pake sendok.
gue seperti ingin menumpahkan segala kruwelan ikatan pemikiran di otak gue melalui tulisan ini. berbagai ide absurd yang sulit dicerna, gue ingin semua itu dipaparkan disini. tapi, gue bingung, gagasan apa yang harus gue katakan? gimana caranya gue ngegabungin, ngerapihin, ngebentuk kata-kata itu jadi kalimat-kalimat yang asoy untuk dibaca?

Dan tiba-tiba, gue mencoba memaparkan, entah apa....

Rindu
Rindu kadang menjadi candu
Rindu yang memaksaku terus dan terus merasakan itu
Perasaan tidak menentu yang menyiksa batinku
Ingin ku sirnakan keadaan hati yang kelabu
Dengan melihat fotomu
Akhirnya aku sadar, foto tak cukup mengatasi rindu
Karena hanya obat rindu yang pasti untuk sejumput rindu adalah..
Bertemu
Bertemu kamu.


"Rindu itu manusiawi. Rindu itu ditanggung sendiri." - Diah Ayu Wardani, 16 tahun, pelajar kehilangan jati diri.

Jumat, 02 Maret 2012

Ehem..

Cuma ngasih tau, gue udah memiliki:


Jadi bisa pamerin ke polisi lalu lintas.

Ps: jangan komentarin hidung gue, plis, jangan...

Sabtu, 18 Februari 2012

Apa sih 'Takdir' itu?

Kilas balik kemarin.
Kamis 16 Februari, sekolah gue ngadain pensi.
Jumat 17 Februari, tepat Billie Joe Armstrong berusia 40 tahun, dan tepat gue berusia 17 tahun. dihari itu, gue lebih banyak senyum mengucapkan 'iya, makasih ya amiin' ke orang-orang. Di hari itu, gue sempat beberapa kali menangis dan menyembunyikan ke teman-teman sekolah. saat ketahuan menangis, gue mengelak. Iya, nangis. Karena orang di rumah dan sebagian teman deket gue belum ngucapin. Sampai malam harinya, orang rumah dan 2 teman deket gue memberi kejutan. dan di tanggal 20, gue diberi kejutan oleh teman-teman sekolah.

Mungkin, di hari itu, gue ditakdirkan lahir tanggal 17 Februari, bertepatan dengan hari lahir sang idola, Billie Joe Armstrong. mungkin, di hari itu, gue ditakdirkan tersenyum di luar, dan menangis di dalam. mungkin, di malam itu, gue ditakdirkan diberi kejutan. mungkin, di tanggal 20, gue ditakdirkan diberi kejutan oleh teman-teman sekolah dan pulang dengan seragam basah disiram air tiga botol dan muka abstrak bekas peperan krim kue.

Oke, jadi, takdir, ya? takdir itu apa sih? setau gue, takdir itu adalah jalan hidup yang emang harus ditempuh sama seseorang, dirancang sama tuhan yang emang udah jelas end of the storynya itu bakakan gimana. dan, ya kita gak bakalan bisa lepas sama takdir itu.




Menurut Wikipedia sih, takdir itu:
"ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia."

Dan, katanya Raditya Dika di blognya sih gini:

Jumat, 13 Januari 2012

Postingan dimana yang Nulis Lagi Berpikir

*terlihat sinar kemilau putih yang silau, menyebar dan memudar, tersadar saat ini adalah dunia nyata*

Ini dimana? Sekarang tahun berapa? Gue kelas berapa? Gue sekarang udah setua apa? Apakah kelanjutan hubungan Anang-Ashanty berbanding lurus dengan kurva konsumsi tahu tempe?

Duarrrr.
sekarang, ini gue. yang katanya telah bernama Diah Ayu Wardani. disinilah gue. seorang anak dengan kenyataan talenta minimnya, gue hidup.
2012. terlihatlah gue, sebagai anak kelas dua SMA. yang pada nyatanya, kelakuan dalam diri ini masih seperti balita kekurangan nutrisi asi. 17 Februari 16 tahun saat yang lalu, gue lahir dengan kabar, kakinya udah nongol sedikit dari perut saat masih di dalam taksi perjalanan ke tempat rumah sakit bersalin.
Balik memikirkan masa sekarang. terasa, 16 tahun itu cepet banget. iya, 16 tahun itu emang umur seseorang yang udah mengerti ini itu. yang udah mengenal, gimana sih kehidupan di masa remaja? ooh, ternyata gini ya. dulu di masa 14 tahun kiranya, hal-hal kelakuan remaja yang agak melebihi, cukup terasa asing bagi gue. 3 tahun yang lalu, gue belum terbiasa, seperti melihat teman ngerokok, minum, berbuat nakal, atau hal remaja yang berkesan sebenarnya tidak dibolehkan. sekarang, ah biasa lah, anak muda gimana sih. dan ngerasa enjoy dengan kondisi itu.
yang dulu masih terasa polos, belum tau ini itu. sekarang, gue dapet jawabannya. usia pasti terus berlanjut. kelakuan dan sifat pun mau gak mau harus mengikuti hendaknya usia.
gini, gue, 17 tahun kurang 35 hari. kelakuannya? jalan aja masih suka loncat-loncat. saat pelajaran di sekolah, sukses tertidur dengan nistanya. mengartikan sekolah itu, hanya melihat jam, apakah sudah waktunya untuk jam istirahat atau jam pulang. bertingkah cacat, suka gelantungan di pohon mangga rindang di sekolah. tak absen palakin adik kelas.
Sebenernya gue sadar, 17 tahun kurang 35 hari, usia, sifat, kelakuan wajib sejajar. tak jarang suara batin gue manggil "wah, kapan mau kelakuan bisa mengikuti jalannya usia? udah enggak lah elu masih bertingkah cacat gitu". iya, nyet. gue sadar kok. gue kelas sebelas. 17 tahun kurang 35 hari. 6 taun lagi mungkin gue udah menjadi wanita yang sudah mencari nafkah sendiri. 8 tahun lagi kira-kira gue udah nikah. berlanjut, punya anak. gue bakalan jadi orang dewasa. bakal memikirkan ribetnya punya keluarga. iya, jujur, gue belom siap. belom siap merubah pola pikir menuju jenjang kedewasaan. tapi gue emang harus. emang udah takdir.