Kilas balik kemarin.
Kamis 16 Februari, sekolah gue ngadain pensi.
Jumat 17 Februari, tepat Billie Joe Armstrong berusia 40 tahun, dan tepat gue berusia 17 tahun. dihari itu, gue lebih banyak senyum mengucapkan 'iya, makasih ya amiin' ke orang-orang. Di hari itu, gue sempat beberapa kali menangis dan menyembunyikan ke teman-teman sekolah. saat ketahuan menangis, gue mengelak. Iya, nangis. Karena orang di rumah dan sebagian teman deket gue belum ngucapin. Sampai malam harinya, orang rumah dan 2 teman deket gue memberi kejutan. dan di tanggal 20, gue diberi kejutan oleh teman-teman sekolah.
Mungkin, di hari itu, gue ditakdirkan lahir tanggal 17 Februari, bertepatan dengan hari lahir sang idola, Billie Joe Armstrong. mungkin, di hari itu, gue ditakdirkan tersenyum di luar, dan menangis di dalam. mungkin, di malam itu, gue ditakdirkan diberi kejutan. mungkin, di tanggal 20, gue ditakdirkan diberi kejutan oleh teman-teman sekolah dan pulang dengan seragam basah disiram air tiga botol dan muka abstrak bekas peperan krim kue.
Oke, jadi, takdir, ya? takdir itu apa sih? setau gue, takdir itu adalah jalan hidup yang emang harus ditempuh sama seseorang, dirancang sama tuhan yang emang udah jelas end of the storynya itu bakakan gimana. dan, ya kita gak bakalan bisa lepas sama takdir itu.
Menurut Wikipedia sih, takdir itu:
Dan, katanya Raditya Dika di blognya sih gini:
Gue kadang suka mikir. seandainya ada dua orang kenal dari Twitter. dan setelah proses yang sedemikian rupa itu mereka akhirnya menikah. nah, itu takdirnya.
tapi, gimana kalo si pencipta twitter, Jack Dorsey gak memperkenalkan Twitter ke dunia, atau dia males untuk ngebuat Twitter dan lebih milih untuk jadi presiden? ya tentunya dua orang itu mungkin gak akan saling kenal, dan memilih pasangan hidup yang lain, mempunyai anak yang lain, dan mengakhiri hidupnya dengan kondisi yang lain pula.
Jadi, manusia emang punya takdirnya masing-masing. semesta udah berkonspirasi untuk ngatur jalur kehidupan kita itu akhirnya gimana, bakalan seperti apa. tapi, itu juga tergantung kita yang memilih pilihan mana yang kita tuju untuk takdir kita sendiri. coba deh, kalo kita melakukan sesuatu perubahan yang sedikit aja, dan pasti ngaruh banget sama gimana kehidupan kita nantinya.
Misalkan gue. saat itu gue dihadapkan oleh dua pilihan. gue disuruh pilih untuk jalan belok ke kanan atau kiri. dan misalkan gue berubah pilihan untuk muter balik. nah, tanpa disengaja gue ketemu sama Justin Bieber. tabrakan, saling tatap mata dengan mulut yang mangap, dan 60 episode selanjutnya gue bakalan jadi istrinya si Bieber. gue mungkin gak bakalan jadi Blogger kehilangan jati diri dengan tampang inonsen gini.
akhirnya gue tau, hidup itu emang complicated.
Sekali lagi, takdir emang udah ditentuin kepada kita, tapi kita mungkin bisa memilih takdir mana yang akan dijalani.
Kamis 16 Februari, sekolah gue ngadain pensi.
Jumat 17 Februari, tepat Billie Joe Armstrong berusia 40 tahun, dan tepat gue berusia 17 tahun. dihari itu, gue lebih banyak senyum mengucapkan 'iya, makasih ya amiin' ke orang-orang. Di hari itu, gue sempat beberapa kali menangis dan menyembunyikan ke teman-teman sekolah. saat ketahuan menangis, gue mengelak. Iya, nangis. Karena orang di rumah dan sebagian teman deket gue belum ngucapin. Sampai malam harinya, orang rumah dan 2 teman deket gue memberi kejutan. dan di tanggal 20, gue diberi kejutan oleh teman-teman sekolah.
Mungkin, di hari itu, gue ditakdirkan lahir tanggal 17 Februari, bertepatan dengan hari lahir sang idola, Billie Joe Armstrong. mungkin, di hari itu, gue ditakdirkan tersenyum di luar, dan menangis di dalam. mungkin, di malam itu, gue ditakdirkan diberi kejutan. mungkin, di tanggal 20, gue ditakdirkan diberi kejutan oleh teman-teman sekolah dan pulang dengan seragam basah disiram air tiga botol dan muka abstrak bekas peperan krim kue.
Oke, jadi, takdir, ya? takdir itu apa sih? setau gue, takdir itu adalah jalan hidup yang emang harus ditempuh sama seseorang, dirancang sama tuhan yang emang udah jelas end of the storynya itu bakakan gimana. dan, ya kita gak bakalan bisa lepas sama takdir itu.
Menurut Wikipedia sih, takdir itu:
"ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia."
Dan, katanya Raditya Dika di blognya sih gini:
"Gue sangat kagum bagaimana sebuah kejadian bisa terjadi. Setiap elemen-elemen dalam semesta ini mempertemukan kita ke jalan yang kita ambil. Apa ini semua sudah diatur, atau kita membuat ilusi bahwa sesungguhnya kita bisa mengatur ini? Apakah, perpisahan juga sudah diatur rapi? Ya, itu pertanyaannya, jika pertemuan seseorang direncanakan oleh “nasib” apakah perpisahan juga seperti itu? Dan jika iya, siapa yang bisa disalahkan?"
Gue kadang suka mikir. seandainya ada dua orang kenal dari Twitter. dan setelah proses yang sedemikian rupa itu mereka akhirnya menikah. nah, itu takdirnya.
tapi, gimana kalo si pencipta twitter, Jack Dorsey gak memperkenalkan Twitter ke dunia, atau dia males untuk ngebuat Twitter dan lebih milih untuk jadi presiden? ya tentunya dua orang itu mungkin gak akan saling kenal, dan memilih pasangan hidup yang lain, mempunyai anak yang lain, dan mengakhiri hidupnya dengan kondisi yang lain pula.
Jadi, manusia emang punya takdirnya masing-masing. semesta udah berkonspirasi untuk ngatur jalur kehidupan kita itu akhirnya gimana, bakalan seperti apa. tapi, itu juga tergantung kita yang memilih pilihan mana yang kita tuju untuk takdir kita sendiri. coba deh, kalo kita melakukan sesuatu perubahan yang sedikit aja, dan pasti ngaruh banget sama gimana kehidupan kita nantinya.
Misalkan gue. saat itu gue dihadapkan oleh dua pilihan. gue disuruh pilih untuk jalan belok ke kanan atau kiri. dan misalkan gue berubah pilihan untuk muter balik. nah, tanpa disengaja gue ketemu sama Justin Bieber. tabrakan, saling tatap mata dengan mulut yang mangap, dan 60 episode selanjutnya gue bakalan jadi istrinya si Bieber. gue mungkin gak bakalan jadi Blogger kehilangan jati diri dengan tampang inonsen gini.
akhirnya gue tau, hidup itu emang complicated.
Sekali lagi, takdir emang udah ditentuin kepada kita, tapi kita mungkin bisa memilih takdir mana yang akan dijalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar