Rabu, 05 Oktober 2011

Lika-liku Menetap di sebuah Hubungan

Yak, hari ini, gue baru balik setelah main di rumah temen, dari jam tiga sore sampai setengah enam. tapi, apakah kalian tau? sebenernya, Ayu Ting-Ting adalah anak yang ditukar dari keluarga ibu keponakan tetangga abang somay yang biasa mangkal di stasiun. ituloh, yang rumahnya di daerah Ancol, masuk ke laut, nyebur agak nyerong kanan dikit. eh bukan, sebenernya hari ini sampai seminggu kedepan, gue sedang memasuki jurang cobaan tuhan yang dijuluki UTS, Ujian Tengah Semester. sebenernya sih, gue lebih suka UTS yang kayak gini: UTS, atau Ujian Tanpa Soal. pelaksanaannya cuma dateng ke sekolah, nulis nama, dan langsung cabut, karena emang gak ada soal yang harus diisi. hidup pasti lebih mudah kalau seperti itu.

Saat di rumahnya, dia bercerita banyak. bukan, bukan masalah berapa banyak so nice yang dimakan oleh smash tiap hari, bukan itu. dia bercerita, mulai dari rumah kosong yang penuh makhluk di depan rumahnya, sampai kenangannya bersama si mantan pacar yang masih sangat diingatnya.
dia bercerita, saat mereka mulai tahap pendekatan. seperti lazimnya remaja PDKT, yang katanya harus sweet, jangan terlalu keliatan ngarep banget, yang masih malu-malu gitu.
dia bercerita, saat mereka akhirnya memutuskan menuju jenjang lebih meyakini, lebih mengikat, pacaran. bagaimana indahnya melewati berjalannya jejak kalender dengan someone special.
dia bercerita, ketika menghadapi konflik yang membuat mereka harus berantem, baikan, marah, kesel, baikan, proses-proses itu, dengan rumitnya mereka hadapi.
dia bercerita, saat mereka terpaksa harus mengakhiri, memutuskan sehelai ikatan hubungan mereka. merasa udah gak ada kecocokkan. merasakan perbedaan pendapat dan jalan masing-masing. memilih untuk berhenti, daripada melanjutkan paham yang telah beda jalurnya. dan diakhiri dengan tangisan. disusuli suara batin meracau, "mana janjinya yang dulu?" "mana semua ucapan sayang yang pernah kamu bilang?" "mana yang katanya kamu bilang gak bakal ngecewain?" apakah hilang? terhempas? atau sengaja dibuang? dimana? kemana? *backsound: alamat palsu*
dia bercerita, kala tiba-tiba teringat, terlintas semua kenangan indah itu, merindukan kehadiran, merindukan saat-saat mereka bersama melewati setapak waktu yang telah berlalu, yang mungkin akan meneteskan derai air mata kerinduan. lebih memilih untuk merindu, galau, menangis, daripada melupakan kenangan indah (atau pahit saat teringat) bersamanya.

Sudah menjadi hal yang umum, dari hubungan yang belum terlalu serius itu, akan berujung sakit, pahit. tapi masalahnya, kenapa kita, para remaja masih memilih untuk menjalin hubungan, kalau tau pasti bakalan berhenti di tengah jalan? mending jalan aspal yang mulus, kalau berhenti di jalan berbatu curam? jawaban itu, sebenernya kita emang udah mengerti, tapi susah untuk dicercahkan. karena manusia, pasti memiliki segelincir rasa kemunafikan untuk menjalani hidup.

4 komentar:

  1. :* i love this blog. especially this one. hahahahaha.. keep writing diaaaah :)

    BalasHapus
  2. iya veer, ya karena this post's about you hehe, okeee {}

    BalasHapus
  3. nice blog.
    Salam kenal cantik :)

    BalasHapus
  4. halo hehe, blog kamu juga bagus kook :)

    BalasHapus