Kamis, 16 Juni 2011

Puisi Cinta Raditya Dika

Hai, berjumpa lagi dengan gue, makhluk ter-asoy se-zimbabwe ini .
yak, kali ini gue mau ngepost tentang puisinya Raditya Dika. lu heran dia bisa bikin puisi ? sama, gue juga heran. nenek gue juga heran, tapi kalo dia heran soalnya kemaren si Amira mau nikah. dan bulu idung Pak Prabu berkurang 2 helai di episode kemaren. oke gak usah dibahas.

Jadi, pas beberapa bulan lalu sebelum masehi, gue nyari buku sama temen gue di gramedia. nah, ketika gue lagi menelusuri buku-buku yang ada disana, gue ngeliat ada satu buku yang unik, cover buku itu ditempelin sebuah amplop, gue gak tau itu amplop apaan, tapi kalo amplop kondangan sih langsung gue masukin kantong. gue melihat-lihat covernya. jadi, buku itu adalah kumpulan puisi dari 10 orang terpilih. diantara kesepuluh orang itu, gue menemukan sebuah nama, ada nama Raditya Dika. gue heran, Raditya Dika itu kan penulis novel komedi yang kalo orang ngebaca bukunya bisa kena serangan jantung, ternyata dia bisa bikin puisi cinta sodara sodara.
langsung gue liat bentuk puisinya. yang tulisannya seperti ini:
Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.
Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi
dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online.
Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.
Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku
kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh.
Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”
Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu.
Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

Setelah gue baca pusi itu, setelah gue memahami kalimat-kalimat itu. yaampun, ini emang bener banget. beberapa kalimat di dalam puisi itu, ada yang ngena banget buat gue. keren .

3 komentar:

  1. buku itu judulnya apasih? Penasaraaaan. buku itu judulnya apasih? Penasaraaaan.

    BalasHapus
  2. Judul bukunya 'Kepada Cinta' penerbit Gagasmedia tahun 2009 :)

    BalasHapus