Jumat, 07 Maret 2014

Dalam sebuah Proses



 Berproses itu menyenangkan. berproses itu melelahkan. Berproses itu memuaskan.


Sudah lebih dari satu semester ini saya mengikuti kegiatan berteater di Bengkel Sastra UNJ. Berteater bisa mengolah tubuh, olah vokal, dan olah sukma. Jangan ditanya saya sudah jago atau belum, sebab saya baru bermain satu pementasan.

Pementasan perdana ini dimainkan semua oleh angkatan 2013. Diangkat dari naskah milik senior kami, Sumihar Deny, disutradarai oleh Fhatoni yang juga senior kami, kami pun memulai proses.
Proses kami diawali tanpa mengkaji naskah dan tokoh terlebih dahulu, karena menurut sutradara, semakin membuat ribet saja. benar juga, kebanyakan teori membuat pusing.
Setelah casting untuk para tokoh, terpilihlah 11 orang aktor utama (termasuk saya). Sesuai jadwal, kita masuk proses blocking atau mulai bermain seolah di panggung. Intensitas latihan kami berjalan dengan memakan waktu tiga kali seminggu, sampai lama kelamaan kita berlatih setiap hari agar hasil lebih memuaskan.
Blocking

Menjelang hari pementasan, masih banyak yang harus dikerjakan. Mulai dari properti yang kita buat 4 hari sebelum pentas, gencar-gencarnya promosi di sosial media, penyebaran poster dan tiket, dan menyantap martabak yang dibawakan oleh seorang senior kami sesekali.

Pengarahan dari senior

Pembuatan properti

Aktor lain



Suatu malam seusai latihan, semua sudah memasang muka lelah. Bukan bengsas namanya kalau tidak membuat keanehan pada malam hari. Lalu senior-senior saya menyiapkan gitar dan jinbe, memainkannya, dan beberapa menyanyikan theme song Kera Sakti seperti orang mabuk. Saya hanya tertawa melihatnya. Ini hanya sedikit intermezzo saja.
Tiba saat hari pementasan. Kami semua merelakan untuk membolos kuliah. Pementasan dimulai pukul 1 siang, kami sudah mulai memakai kostum dan makeup jam 10 sambil sesekali disuapi nasi bungkus oleh kakak-kakak yang membantu.







Pukul satu. Semua aktor sudah berkumpul, penonton terdengar sudah memenuhi pintu depan. Setelah berdoa bersama, kami memasuki panggung, ke bagian wing. Pintu dibuka, penonton masuk dan mencari posisi duduk masing-masing. Lampu dimatikan. Suara musik mulai terdengar. Ini saatnya kita bermain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar