Puisi untuk Puisi
Diah Ayu Wardani
Katanya, kau hanyalah sepercik
tertulis
Kubilang, tulisan yang dilapisi dentuman jiwa mengalir di setiap baitnya
Kubilang, tulisan yang dilapisi dentuman jiwa mengalir di setiap baitnya
Katanya, kau hanyalah
angkara muram
Kubilang, muram yang berlari ke pelataran renung
Kubilang, muram yang berlari ke pelataran renung
Katanya, kau hanyalah omong
hampa seorang pecinta
Kubilang, cintalah yang mencarimu ke mana-mana
Kubilang, cintalah yang mencarimu ke mana-mana
Katanya, kau hanyalah retorika
bisu yang apatis
Kubilang, kebenaran bersenandung di akarnya
Kubilang, kebenaran bersenandung di akarnya
Katanya, aksaramu mati
pengaruhnya
Kubilang, coretanmu mengoyak sejarah peradaban
Kubilang, coretanmu mengoyak sejarah peradaban
Selamat hari puisi
Tak perlu sedunia, cukup sehati saja
Tak perlu sedunia, cukup sehati saja