Wah, halo November, revolusi bumi yang tiba pada bulan kesebelas ini. biasanya, akhir Oktober lalu, orang-orang di belantika sana ramai di Twitter dengan hastag #novemberwish itu. entah doa mereka agar ingin hasil jarahan sendal jepit di mesjid tambah banyak, atau produksi upil melimpah, gue juga gak ngerti. yang jelas, #novemberwish gue cuma satu, yaitu: masih berwujud manusia.
Lagi iseng, gue nyoba mengemukakan persamaan seorang manusia dengan pelajaran sekolah.
Kamu itu bagai pelajaran Matematika, perlu cara yang rumit untuk bisa kumengerti hasilnya.
Kamu itu bagai pelajaran Bahasa Indonesia, harus tanpa cacat agar kamu bisa menilaiku dengan sempurna.
Kamu itu bagai pelajaran Kimia, aku salah sedikit zat saja bisa berdampak fatal.
Kamu itu bagai pelajaran Sejarah, mengetahui masa lalumu bisa menjadi alasanku mendekatimu.
Kamu itu bagai pelajaran olahraga memacu jantungku, berpeluh keringatku saat dekatmu.
Kamu itu bagai pelajaran seni musik, menghanyutkanku ke dalam aliran irama romantika perasaanku.
Sekiranya, ku ingin berlari, menggapai acuanku tuk meraih nilai sempurna dimatamu.
tanpa cacat, tanpa kurang.
bergerumul ke dalam satu pengharapan,
entah buruk atau indah, entah membuatku terpuruk kekecewaan atau melambungkan perasaan bahagia.
menunggu kepastian.
Oke, jangan tanya abis ngomong apaan. gue sendiri aja gak tau.
Lagi iseng, gue nyoba mengemukakan persamaan seorang manusia dengan pelajaran sekolah.
Kamu itu bagai pelajaran Matematika, perlu cara yang rumit untuk bisa kumengerti hasilnya.
Kamu itu bagai pelajaran Bahasa Indonesia, harus tanpa cacat agar kamu bisa menilaiku dengan sempurna.
Kamu itu bagai pelajaran Kimia, aku salah sedikit zat saja bisa berdampak fatal.
Kamu itu bagai pelajaran Sejarah, mengetahui masa lalumu bisa menjadi alasanku mendekatimu.
Kamu itu bagai pelajaran olahraga memacu jantungku, berpeluh keringatku saat dekatmu.
Kamu itu bagai pelajaran seni musik, menghanyutkanku ke dalam aliran irama romantika perasaanku.
Sekiranya, ku ingin berlari, menggapai acuanku tuk meraih nilai sempurna dimatamu.
tanpa cacat, tanpa kurang.
bergerumul ke dalam satu pengharapan,
entah buruk atau indah, entah membuatku terpuruk kekecewaan atau melambungkan perasaan bahagia.
menunggu kepastian.
Oke, jangan tanya abis ngomong apaan. gue sendiri aja gak tau.